Selasa, 22 April 2025

CONTOH 5 MATERI POTENSIAL MISKONSEPSI TOPIK 1 - 8 ( TUGAS MANDIRI MODUL PPP )

 

5 Materi Potensial Miskonsepsi dari Topik 1: Analisis Capaian Pembelajaran dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran

TOPIK 1

1. Hubungan antara Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP)

Miskonsepsi: Banyak mahasiswa PPG menganggap Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP) adalah hal yang sama atau tidak memahami bahwa CP adalah kompetensi yang lebih luas yang diuraikan menjadi TP yang lebih operasional. Sebagian mungkin berpikir bahwa CP dapat langsung digunakan sebagai TP tanpa proses analisis atau penguraian.
Penjelasan dan Solusi: CP adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik pada akhir fase pembelajaran, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sedangkan TP adalah langkah-langkah operasional yang dirancang untuk mencapai CP dalam periode tertentu. Miskonsepsi ini dapat diatasi dengan melatih mahasiswa untuk menganalisis CP menggunakan Lembar Kerja (LK) 1.2, yang meminta mereka memetakan elemen CP ke TP. Contohnya, untuk CP “Peserta didik mampu memahami konsep Al-Qur’an sebagai wahyu,” TP dapat dirumuskan sebagai “Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan Al-Qur’an dan wahyu lainnya.” Latihan ini membantu memahami hubungan hierarkis antara CP dan TP. Selain itu, diskusi kelompok dengan fasilitator dapat memperjelas bahwa CP bersifat jangka panjang, sementara TP bersifat spesifik dan terukur.

2. Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dengan Berbagai Metode

Miskonsepsi: Mahasiswa mungkin menganggap bahwa semua metode penyusunan ATP (konkret ke abstrak, deduktif, mudah ke sulit, hierarki keilmuan, prosedural, scaffolding) dapat diterapkan secara seragam tanpa mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran atau kebutuhan peserta didik. Misalnya, metode “mudah ke sulit” sering dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang efektif, sehingga metode lain diabaikan.
Penjelasan dan Solusi: Setiap metode ATP memiliki konteks penerapan yang berbeda. Misalnya, metode “konkret ke abstrak” cocok untuk mata pelajaran seperti Bahasa Arab, di mana peserta didik belajar menulis jumlah ismiyah sebelum menganalisis fungsinya, sedangkan metode “hierarki keilmuan” lebih relevan untuk Fikih, seperti mempelajari thaharah sebelum shalat. Untuk mengatasi miskonsepsi, mahasiswa perlu dilatih melalui LK 1.3 untuk menyusun ATP dengan metode yang berbeda dan mendiskusikan kecocokan metode dengan mata pelajaran tertentu. Simulasi penyusunan ATP untuk berbagai mata pelajaran (misalnya, Akidah Akhlak, Matematika, atau Bahasa Arab) dapat membantu memahami fleksibilitas dan konteks metode.


https://drive.google.com/file/d/1Fn-ewyCkzenPJHFTI3LYSnGaGQTuI53h/view?usp=sharing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH PAKTA INTEGRITAS UKIN ( UJI KINERJA ) PPG 2025

  PAKTA INTEGRITAS UJI KINERJA 2025   Yang bertandatangan dibawah ini :               Nama                                : …………………………...